Kamis, 25 April 2013

Aku dan Semu


Aku berada dalam siang yang membias menjadi maya
Berjalan dipermukaan udara yang sejatinya semu
Ada riak cerita lampau beriringan denganku
Liar meliuk senada debar nadiku
Gempa, berdentum tak terjemahkan
Tapi entah mengapa hanya aku yang berguncang

Menumpuk tanda tanya dalam dada dan kepala
Diam...lalu terbang...
sesaat aku terhempas...
awan berkonspirasi inginkan hati pergi tak berbekas
semua semu !

Minggu, 07 April 2013

Bueno, me voy, Kecintaanku

Begitu sederhana hidup bagi seseorang sepertiku. Terlalu sederhana ketika aku begitu mencintai seseorang untuk waktu yang lama. Sesederhana aku hanya ingin terus menatap senyumnya, sesederhana aku hanya ingin melihat ia muncul dipandanganku setiap hari dengan canda dan tawa. Aku tak ingin berharap terlalu banyak lagi. Seluruh asa dan angan yang pernah aku bangun terpaksa kuruntuhkan sendiri. Ya, ini tentang dia menyukai orang lain. Hatinya tak lagi disini bersamaku. Jadi satu – satunya yang bisa kulakukan adalah belajar merelakan dan mengikhlaskan seseorang yang tak bisa lagi kugenggam.
Tuhan, aku tak ingin banyak hal. Aku hanya ingin, Tolong jaga kecintaanku saat aku berhenti memperhatikannya, meski perhatian yang selama ini kulakukan juga diam – diam. Memang seperti itulah aku. Memperhatikannya dari jarak yang tak pernah ia tahu, dan mencari tahu segala tentangnya dari sudut yang tak pernah ia duga bahwa disana ada aku. Mungkin setelah ini takkan ada lagi dia dalam tulisan dan ceritaku. Tapi Kau pasti tahu kan, Tuhan? Bahwa namanya tak pernah luput kusebut dalam dialog mesraku bersamaMu. Seperti apapun sosok yang dicintainya saat ini, seperti apapun sosok yang akan mendampinginya nanti, sungguh dengan hati tertulusku aku hanya ingin dia bahagia. Cukup. Itu saja, tak lebih.
Sejujurnya aku tak pernah menyerah untuknya. Tapi hati ini juga tahu kapan waktunya ia harus berhenti. Saat aku tahu tak ada lagi cemburu di matanya ketika aku bersama yang lain, saat aku tahu tak ada lagi cinta dalam tatapnya, saat itu juga aku tahu bahwa aku harus segera melupakannya. Ada satu waktu dimana aku ingin menjadi seorang bodoh yang tak tahu apa – apa. Aku tak ingin tahu bahwa ada orang lain dalam hatinya, aku tak ingin tahu bahwa ia sudah melupakanku. Sungguh, terlalu menyakitkan untuk tahu bahwa seseorang yang begitu kau cintai, telah mencintai seseorang yang lain. Namun aku tetap tersenyum dan bersikap seolah – olah segalanya sudah berlalu. Bukankah ‘tahu’ kenyataan akan membuat kita melangkah pergi lebih ringan?
Dan untukmu, kecintaanku. Terima kasih menjadikanku seseorang yang dapat mencintai dengan baik dan tulus. Terima kasih telah mengisi hari – hariku dengan teduh tatapmu. Terima kasih telah menjadi penguasa tangis dan senyumku. Terima kasih untuk semua kenangan yang akan tersemat rapi dalam sudut lain hatiku. Tolong jaga senyum bahagiamu baik – baik untukku. Jangan pernah tampakkan mendung wajahmu saat bertemu denganku, sebab aku juga akan luka karenanya. Bagaimanapun, kamu tetap awan putih bagiku. Yang memeluk langit biru saat mentari tak malu memamerkan teriknya. Jadilah seseorang yang berguna untuk orang – orang disekelilingmu. Aku akan membangun semestaku yang baru, yang tentunya takkan ada lagi kamu. Aku tahu akan sulit, tapi sulit bukan berarti tak bisa, kan? Jadi berbahagialah, tersenyumlah, dan bersemangatlah. Itu akan melegakanku. Kan kudoakan segala yang terbaik untukmu.
Aku tak ingin mengucap selamat tinggal. Aku hanya akan melangkah pergi tanpa kau tahu. Pergi bersama seseorang yang mungkin akan mencintaiku jauh lebih baik. bukan seseorang yang kujadikan sebagai alat untuk membuatmu cemburu lagi, tapi seseorang yang akan membuatku belajar bagaimana berjuang untuk seseorang yang kau cintai, bagaimana cara bersabar dan menghargai seseorang yang begitu kau sayangi. Semoga ia yang selalu menjaga air mataku untuk tak jatuh lagi. Semoga.